Rabu, 12 September 2018

BMKG Prediksi NTT Kekeringan Ekstrim Sepanjang September

BMKG Prediksi NTT Kekeringan Ekstrem Sepanjang September

Di Indonesia khususnya Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) sepertinya akan  mengalami kekeringan pada September ini. Karena,menurut Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BKMG) Stasiun Klimatologi Kelas II Kupang diperkirakan cuacanya akan sangat terik, dan tidak akan turun hujan di daerah itu hingga 60 hari.
"Terdapat wilayah yang mengalami hari tanpa hujan dengan kategori kekeringan ekstrem (lebih dari 60 hari)," kata Kepala BMKG Stasiun Klimatologi Kelas II Kupang, Apolinaris Geru di Kupang, sebagaimana dilansir Antara, Rabu (12/9). 

Menurut Apolinaris kemungkinan wilayah NTT mengalami kekeringan dengan jangka yang sangat panjang. Yaitu antara 31 sampai 60 hari. Dia menyatakan data itu diperoleh dari hasil pemantauan hari tanpa hujan (HTH) berturut-turut pada masa sepuluh hari pertama (dasarian I) September 2018. 

Hasil dari  pemantauan Apolinaris yang memperkirakan wilayah-wilayah mengalami kekeringan dalam jangka panjang adalah Kabupaten Nagekeo (sekitar Rendu), Kabupaten Rote Ndao (sekitar Olafulihaa), Kabupaten Kupang (sekitar Hueknutu dan Kupang) dan Kabupaten Belu (sekitar Weluli). 

Soal curah hujan dasarian I September 2018, kata Apolinaris, menunjukkan seluruh wilayah NTT mengalami curah hujan dengan kategori rendah. Yakni antara 0 sampai 50 milimeter.

Penghematan  air ini sangat penting dilakukan karena saat ini, NTT berada pada puncak musim kering yang akan berdampak pada masalah kekurangan air bersih. Karena perkiraan itu, BMKG mengimbau masyarakat NTT agar menghemat air, baik untuk konsumsi,untuk masak, mandi maupun pertanian. "Hal yang harus dilakukan masyarakat adalah menghemat penggunaan air," kata Apolinaris.

BMKG Prediksi NTT Bakal Mengalami Kekeringan

Selain menghemat  air, pemerintah juga perlu mengambil tindakan dengan menyediakan air bersih pada daerah-daerah yang kekeringan dan juga yang rawan kekeringan. "Kondisi ini sudah berlangsung dari tahun ke tahun, sehingga saya yakin pemerintah sudah punya persiapan. Tinggal dibantu dengan kesadaran masyarakat," katanya.

BMKG juga memperkirakan Indonesia akan mengalami El Nino pada akhir September hingga awal Oktober 2018. 

El Nino adalah kejadian memanasnya suhu air laut di Samudra Pasifik hingga di atas rata-rata suhu normal. Hal ini bisa mengakibatkan terjadinya kekeringan. 

"BMKG memprediksi ada El Nino, hanya saja pada skala lemah-sedang," kata Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Mulyono Rahadi Prabowo saat dihubungi CNNIndonesia.com melalui pesan singkat pada Selasa (11/9) kemarin.  

Semakin lemah El Nino, maka suhu muka laut  semakin panas di wilayah Pasifik bagian tengah atau dikenal dengan sebutan indeks ENSO (El Nino Southern Oscillation) positif.

Ia juga menjelaskan, aktifnya El Nino dalam skala lemah akan berdampak pada peralihan sirkulasi angin Timuran menjadi angin Baratan yang sedikit terlambat. 

"Akibatnya, ada tendensi datangnya awal musim hujan agak terlambat," tambahnya 

BMKG juga memprediksi awal musim hujan yang akan dimulai pada Oktober 2018. Dari total 342 Zona Musim (ZOM) di Indonesia, sebanyak 78 ZOM akan mulai hujan pada Oktober, diantaranya wilayah Sumatera, sebagian besar Jawa, NTT, sebagian Sulawesi. 

Selebihnya, 147 ZOM meliputi sebagian Sumatera, Jawa, Bali, NTB, NTT, Sulawesi, Kalimantan, Papua akan mulai musim hujan pada November 2018 dan 85 ZOM lainnya akan mulai pada Desember 2018. 


Pandangan saya sebagai seorang curious. Dari berita diatas telah dijelaskan bahwa daerah provinsi NTT diperkirakan oleh BMKG mengalami kekeringan dalam jangka panjang. El Nino yaitu suatu kejadian memanasnya suhu air laut di samudra pasifik hingga diatas rata-rata suhu normal, Itu yang mengakibatkan kekeringan.Oleh sebab itu masyarakat dihimbau untuk menghemat air. Selain itu pemerintah juga perlu mengambil tindakan dengan menyediakan air-air bersih. Lantas, apakah pemerintah hanya menyediakan air bersih ditempat-tempat yang kekeringan ? bagaimana upaya lain pemerintah untuk mengatasi kekeringan jangka panjang ini ? dan juga bagaimana cara pemerintah untuk mengatisipasi kekeringan jangka panjang tersebut ? Itulah mengapa saya ingin tahu lebih jelas tentang informasi mengenai berita tersebut.

Pandangan saya sebagai seorang sceptical. Seperti yang sudah dibahas dalam berita diatas, bahwa pemerintah akan menyediakan air bersih di daerah yang kekeringan. Saya sedikit ragu dengan pernyataan tersebut. Karena, seperti yang telah kita ketahui bahwa kekeringan ini tidak menentu/tidak dapat diprediksi kapan akan berakhir ? pemerintah tidak mungkin terus menyediakan air bersih ditempat yang kekeringan, karena kebutuhan setiap orang banyak dan berbeda-beda, belum lagi para petani yang memerlukan air banyak. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, pemerintah dihimbau untuk mengantisipasinya, agar kekeringan dapat teratasi. Oleh sebab itu, saya perlu mencari tahu/informasi tentang cara mengantisipasi kekeringan di Indonesia. 



Sumber : https://www.cnnindonesia.com


Praktikum 15 - Otomasi Lintas Aplikasi

1. Tujuan  Mahasiswa dapat mempelajari visual programming melalui tool untuk integrasi antar aplikasi 2. Alat - Zapier (https://zapier....